iklan toyota photo Iklan-toyota.gif
BERITA TERKINI :
Home » » Pejabat naik pesawat, Jokowi terlanjur gandrung kelas ekonomi

Pejabat naik pesawat, Jokowi terlanjur gandrung kelas ekonomi


newspoliceline.co.nr - Kasus pejabat memukul pramugari pesawat agaknya baru kali ini terjadi. Apalagi dilakukan pejabat pemerintahan. Tapi inilah kenyataannya, nama Zakaria Umar Hadi, Kepala Dinas Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Bangka Belitung (Babel) mendadak popular karena telah memukul seorang pramugari Pesawat Sriwijaya Air SJ 078. 

Sebenarnya cerita pejabat naik pesawat sudah biasa. Hampir dipastikan saban kunjungan lintas daerah, pulau, atau kota, mereka menggunakan pesawat. Namun kisah di antara mereka menjadi seru karena beberapa perjalanan pejabat menggunakan pesawat menyisakan cerita lain yang menurut merdeka.com cukup menarik. Salah satunya berita pemukulan Zakaria terhadap seorang Pramugari bernama Febriyani. 

Cerita Zakaria berbuntut panjang karena Febri tidak terima dengan pemukulan. Dia melapor ke polisi. Ujungnya, Zakaria sementara ini meringkuk di tahanan. Itu cerita Zakaria. Ada cerita seru lain. Kali ini giliran Joko Widodo (Jokowi), Gubernur DKI Jakarta. Mantan Wali Kota Solo itu mengaku kesengsem dengan pesawat kelas ekonomi. Karena itu, dia kerap naik pesawat ekonomi ketika perjalanan dari Solo ke Jakarta, atau sebaliknya dari Jakarta ke Solo. 

Lihat saja pengakuan Jokowi kepada merdeka.com beberapa waktu lalu. "Emang dari dulu saya anak ekonomi. Saya dari dulu biasa saja, dari dulu di ekonomi ya ekonomi," ujar Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (29/5). Pengakuan Jokowi ini terkonfirmasi dengan pengakuan seorang penumpang pesawat kelas ekonomi yang kebetulan pernah bareng dengan Gubernur DKI yang biasanya juga dipanggil 'Mas Joko' ini. 

Seperti ditulis seorang bloogers dengan nama adesmurf. Dia menulis kisah perjalanan di dalam pesawat bareng Jokowi. Begini dia menulis: Akhir pekan lalu, saya dan suami bertolak kembali ke Jakarta dari Solo, melalui Bandara Adi Soemarmo. Saat tengah menunggu giliran masuk pesawat di tengah antrian panjang, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara sedikit gaduh di belakang. Spontan menoleh, beberapa orang pun melakukan hal yang sama.

Bahkan tak sedikit yang bergegas menghampiri ke arah kerumunan. Sesosok pria dengan wajah sangat familiar berdiri di tengah-tengah orang yang berebut untuk menyapa dan berfoto bersama. Mengenakan celana jeans, kemeja putih bertangan panjang yang digulung, menyandang ransel hitam di pundak, ia terlihat sedikit lelah, namun secara umum terkesan santai, tenang dan ramah. Pria itu menebar senyuman khasnya. Dia orang nomer satu di DKI, Joko Widodo yang tenar dengan sapaan akrab Jokowi. Saya ikut berdegup melihat kehadiran beliau, terutama melihat antusiasme orang-orang di ruang tunggu keberangkatan. Seolah semua merasa ingin mendekat dan menyapa. 

Sangat tergelitik untuk ikut menghampiri beliau, namun saya pun separuh mengingatkan diri sendiri sebenarnya, jangan sampai proses boarding terganggu. Terlebih, kerumunan berjarak agak jauh dari titik kami berdiri dan terhalang beberapa penumpang lain. Saya berusaha fokus pada antrian, meski sesekali masih juga melihat ke belakang. 'Dzziig!' Ada rasa yang sedikit asing, namun membuat saya tiba-tiba dijalari perasaan haru mendalam. Semacam cubitan bercampur pelukan hangat. Belum tuntas keheranan, berikutnya saya kembali menyaksikan sesuatu yang langka di negeri ini: seorang pejabat publik terkemuka ikut di dalam antrian masuk ke pesawat, untuk kemudian duduk di bangku belakang: kelas ekonomi! Dalam penggambaran bak tokoh kartun, mungkin rahang saya sudah terlepas jatuh ke lantai. 

Baru kali ini saya duduk lebih depan daripada seorang pejabat. :-P Bukan tanpa alasan. Sudah terlalu sering saya menyaksikan bagaimana pongahnya perangai para penguasa ketika menggunakan fasilitas publik. Jangankan mereka, para asisten dan lingkaran terdekatnya juga kerap bertingkah berlebihan, selalu minta dilayani, diistimewakan dan dimaklumi setiap kali mereka hadir. Tidak banyak yang lebih memuakkan dari hal tersebut. Tulisan pengalaman Adesmurf dikomentari orang lain yang ternyata juga punya pengalaman mirip. 

Begini pengakuannya: Benar2 de javu, 28 april lalu saya mempunyai pengalaman yang sama: flight yg sama, posisi duduk yg sama (kalo tidak salah waktu itu beliau duduk di no 26/27, saya 1 row di depannya), kemeja putih digulung yang sama, riuh rendah orang2 yg ingin salaman dan berpoto dengannya dst รข€¦ Bedanya mungkin cuma saat itu dia narik koper kecil (bukan bawa ransel) dan sampe Jakarta lebih beruntung dari anda karena tidak perlu naik bis ke gedung terminal. 

Saya rasa tidak perlu argue apakah Jokowi satu2nya pejabat yang merakyat atau tidak, saya yakin jawabannya tidak. tapi mari kita share cerita2 positif semacam ini. sebagai bentuk penghormatan saya kepada beliau, saat itu saya memilih sikap untuk 'mengacuhkannya', karena saya yakin beliau juga membutuhkan privacy buat dirinya. Itulah dua perilaku pejabat di negeri ini ketika naik pesawat. Tapi untuk Jokowi, sepertinya dia benar-benar gandrung naik kelas Ekonomi. Bagaimana dengan anda? [mtf]
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Police Line - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger