Warna warni itulah yang membuat dirinya kembali mempertanyakan keabsahan analogi yang dibuatnya: benarkah cinta bisa kadaluarsa?
Meski memakai tajuk CINTA BRONTOSAURUS yang merupakan judul buku kedua Raditya Dika, film arahan Fajar Nugros ini memilih untuk tidak setia pada bukunya. Diakui oleh Dika sendiri bahwa skenario garapannya memang nyeleneh. Seperti yang terlihat, hanya 25% elemen dalam buku hadir di film dan itu tak masalah.
CINTA BRONTOSAURUS berhasil menyajikan guyonan-guyonan garing-sih-tapi-bikin-ketawa-juga a la Dika yang noraknya sudah tak perlu ditanyakan. Film ini juga berhasil menyajikan romantisme manis di tengah tumpukan plot yang tersaji.
Sayangnya pada paruh kedua film berjalan, ritme penceritaan lari ke sana-kemari. Sehingga penonton kelelahan karena terus diseret untuk memahami alur yang terasa melambat. Beruntung pada saat-saat seperti itu Dika masih mampu memantik tawa penonton.
Selain duet Raditya Dika dan Soleh Solihun, mantan wartawan yang berhasil menjadi sidekick dengan jargon "Percaya Sama Kosasih", CINTA BRONTOSAURUS juga didukung oleh sederet nama yang sudah tak asing lagi.
Seperti Dewi Irawan, Bucek Depp, Meriam Bellina, Ronny P Tjandra, Pamela Bowie serta penampilan khusus dari penulis Jakarta Undercover; Moamar Emka.
CINTA BRONTOSAURUS memang memiliki kekurangan. Beruntung hal tersebut mampu ditutupi oleh direksi Fajar Nugros yang cukup lancar menerjemahkan kegilaan dalam naskah Dika. Jangan lupakan lagu soundtrack dari HiVi yangeasy listening dan membangun nyawa beberapa adegan.
(kpl/abs)


Posting Komentar