SOREANG, News Police Line—
Ratusan orang warga Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang tergabung kedalam LSM FPKB, SBSI'92, serta Gempa berunjuk rasa di depan Gerbang Pemkab Bandung, Kamis (11/3/2010). Mereka meminta Pemkab Bandung mengkaji ulang proyek pembangunan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja).
Para demonstran menuduh Pemkab Bandung telah membohongi masyarakat karena pada 2007, masyarakat Desa Pameuntasan, Desa Kopo dan Desa Parungserab dijanjikan jalan bypass sehingga bisa membantu membangkitkan laju perekonomian masyarakat setempat. Namun pada kenyataannya, pada lahan tersebut akan dibangun jalan Tol Soroja.
"Kami warga yang terlintasi jalur pembangunan jalan, akan menolak pembangunan Jalan Tol Soroja. Karena pembangunan ini justru akan mematikan usaha mayoritas masyarakat di sekitarnya," ujar seorang koordinator aksi, Bastaman.
Menurutnya, pembangunan jalan tol trsebut diyakini hanya untuk mempermudah akses mobilitas kalangan masyarakat tertentu saja. Sedangkan kalau pembangunan jalan bypass, katanya, justru akan memberikan banyak manfaat bagi warga setempat.
Demo guru
Selain unjuk rasa masyarakat yang menolak pembangunan Tol Soroja, di depan Gedung DPRD Kabupaten Bandung sekitar 300 orang guru honorer yang tergabung kedalam Persatuan Guru Honorer Indonesia (PGHI) meminta DPRD setempat membantu memberikan status PNS kepada mereka.
"Kami sama-sama mengabdi kepada anak bangsa. Tapi status kami hingga kini masih dibeda-bedakan. Kami ingin legislatif di tingkat daerah pun membantu mempermudah perbaikan status ini," katanya.
Selain memperjuangkan keinginnanya melalui legislatif pada tingkat kabupaten/kota, PGHI saat ini getol melakukan proses pertemuan serta audiensi melalui DPR RI serta sejumlah kementrian terkait.
(Tribun Jabar/yy)
Posting Komentar