Banda Aceh, News Police Line—
Apakah terorisme tumbuh subur di Tanah Air? Rabu (17/3), organisasi kemanusian Mer C mengakui ada bekas relawannya menjadi teroris, yang diburu oleh Densus 88 antiteror di Aceh.
Salah seorang relawan dari Mer C, Dokter Fauzi Nasution, membenarkan adanya anggota dari Mer-C yang terlibat dalam jaringan terorisme, yaitu Syaiful Siregar dan Adi Gunadi.
Menurutnya, cikal bakal masuknya terorisme terjadi pasca peristiwa tsunami 26 Desember 2004. Mer C melakukan perekrutan anggota dalam masa tanggap darurat di Aceh.
"Nah, kita nggak tahu kalau di situ ada kelompok-kelompok ekstra radikal. Jadi, bergabung dan terus kerja lah di situ. Kemudian waktu latihan kemiliteran, orang-orang yang jadi relawan masuk ke situ," ujar Fauzi menjelaskan.
'Virus' Jemaah Islamiyah juga menyebar ke ormas FPI. Ketua FPI Aceh Tengku Yusuf Al Kordawi membenarkan bahwa buronan teroris yang bernama Abu Rimba pernah menjadi anggota FPI.
Diketahui, Abu Rimba alias Munir pernah menjadi salah satu dari 15 orang yang direkrut untuk menjadi relawan pertama dari Aceh yang akan dikirim ke Palestina.
Sebelum berangkat ke Palestina, Abu Rimba belajar Bahasa Arab selama beberapa bulan sejak Februari 2009 di Jawa Barat dan Jakarta, kemudian kembali ke Aceh.
Tengku Yusuf al Kordawi menduga selama mengenyam pendidikan di Jawa Barat dan Jakarta, anggotanya sudah terpengaruh kelompok JI, sehingga akhirnya terjerumus dalam jaringan teroris di Aceh.
"Yang jelas, kelompok teroris yang ada di Aceh tidak ada hubungannya dengan FPI karena doktrin keduanya sangat jauh berbeda," ujarnya di Aceh, Kamis (18/3).
Rabu malam pukul 23.00 WIB, Abu Rimba menyerahkan diri. Polisi menjemput di rumahnya di Desa Lamtamot, Kecamatan lembah Seulawah, Aceh Besar sekitar 70 kilometer dari Banda Aceh.
Ia kemudian dibawa ke Markas Polres Aceh Besar dan tiba Kamis dinihari sekitar pukul 00.15 WIB. Abu Rimba juga menyerahkan sepucuk senjata AK 47, empat magazin dan puluhan butir amunisi.
[INILAH.COM */bar]
Posting Komentar